Jakarta, Bluefindo – Industri pertambangan tembaga dan emas di Indonesia masih cerah. Prospek cerah ini berdampak besar pada ekonomi daerah sekitar tambang dan ekonomi nasional.

Produksi PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) tumbuh baik setiap tahun. Keduanya adalah perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia.

AMMAN memproduksi 335 juta pon tembaga dan 707.930 ons emas hingga kuartal III-2024. Freeport Indonesia memproduksi 1,37 miliar pon tembaga dan 1,43 juta ons emas hingga kuartal III-2024.

AMMAN akan mengembangkan cadangan tambang tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia, “Elang”. Tambang ini dieksplorasi sejak 2020 hingga 2024, terletak 60 km dari “Batu Hijau” di Sumbawa Barat, NTB.

Pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman, menyatakan industri tembaga dan emas masih menarik. Freeport memiliki cadangan 2 miliar ton bijih tembaga, perak, dan emas hingga 2041. AMMAN akan memulai produksi tambang Elang setelah tambang Batu Hijau selesai pada 2030.

Dua produsen besar ini kompeten karena modal, teknologi, dan SDM mumpuni. Keduanya membangun pabrik pengolahan konsentrat tembaga yang berdampak besar pada ekonomi nasional.

Produk ikutan tembaga menghidupkan industri pupuk, kabel, dan lainnya. Tembaga penting dalam ekosistem mobil listrik, menyumbang 10,8 persen.

Industri tembaga dan emas di dunia juga cerah. Namun, kondisi geopolitik perlu diantisipasi karena mempengaruhi supply dan demand.

AMMAN mengidentifikasi zona mineralisasi tembaga dan emas baru yang potensial di tambang Elang. Tambang ini akan menggantikan produksi tambang Batu Hijau pada 2030. AMMAN berencana memulai produksi dari tambang Elang dengan infrastruktur di Batu Hijau.

Studi kelayakan menunjukkan potensi peningkatan cadangan tembaga dan emas AMMAN masing-masing 43 persen dan 48 persen.

Freeport Indonesia memiliki cadangan tembaga dan emas berlimpah dari tambang bawah tanah (tambang Kucing Liar), mencapai 29 miliar pon tembaga dan 24 juta ons emas hingga 2041.

,
,