Jakarta, Bluefindo – Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) bisa bangkit pada 2025 setelah turun 23% sepanjang 2024. Syaratnya, manajemen TLKM harus meningkatkan pendapatan dari bisnis nonseluler.

Selama 2024, kinerja saham TLKM sangat buruk. Awal tahun lalu, harga saham TLKM dibuka Rp 3.990 dan sempat menyentuh Rp 4.240. Namun, di akhir 2024, harganya turun menjadi Rp 2.710 atau 32%.

Dibandingkan dengan saham PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL), nasib TLKM berbeda. Tahun lalu, saham ISAT hanya turun 5,8%, sedangkan EXCL naik 12,5%.

Sabrina, equity research Trimegah Sekuritas, mengatakan bahwa kinerja keuangan TLKM kurang memuaskan selama 2024. Hingga September 2024, pendapatan Telkom hanya tumbuh 0,9%, laba bersih turun 9,4%, EBITDA turun 4,1%, dan laba usaha turun 5,1%.

Menurut Sabrina, yang diutamakan dari industri telekomunikasi bukan sekadar penambahan jumlah pelanggan, tetapi kenaikan harga layanan. Manajemen Telkom berencana menaikkan harga 5-10%, tetapi kenaikan harga layanan data hanya terjadi pada konsumen ojek online, bukan pelanggan utama Telkomsel. Sabrina juga belum melihat kenaikan harga layanan Indihome Telkomsel.

Sabrina menjelaskan bahwa TLKM masih mengandalkan pendapatan dari Telkomsel. Sektor business development yang membawahi Telkom Infrastruktur Indonesia International (TIF), Telkom Metra, Telkom Sigma, dan Mitratel belum mampu menyumbang kontribusi signifikan.

Bisnis digital, FMC, wholesale & international service, dan data center membantu mengurangi dampak penurunan pendapatan TLKM dari bisnis seluler, voice, dan SMS Telkomsel. Namun, kompetisi di harga layanan data selular masih sangat ketat.

Sabrina menilai bahwa TLKM harus meningkatkan pendapatan dari lini bisnis selain selular. Anak usaha harus berani memasarkan layanan di luar grup yang selama ini menjadi target. TLKM juga harus melakukan efisiensi anak usaha dan mengoptimalkan seluruh aset yang dimiliki anak usaha lainnya.

Selama ini, pertumbuhan TLKM hanya low single digit. Padahal, teknologi dan perangkat yang dimiliki TLKM merupakan yang terbaik dan terlengkap di Indonesia. Jaringannya juga terbesar di Indonesia.

Investor kecewa dengan TLKM yang belum mampu meningkatkan revenue dari anak usaha di luar seluler.

,
,