Jakarta, BFI – PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) akan membayarkan dividen interim 2024 senilai US$ 200 juta pada Rabu (15/1/2025).

Sekretaris Perusahaan Alamtri, Mahardika Putranto, menyebut kurs konversi pembagian dividen tunai mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia tanggal 2 Januari 2025 yaitu Rp 16.157/USD.

Jumlah dividen tunai interim dalam rupiah sebesar Rp 3,23 triliun atau Rp 106,84 per saham.

Beberapa konglomerat pemegang saham Alamtri akan menerima dividen. Garibaldi Thohir atau Boy Thohir memegang 1.976.632.710 saham ADRO.

Edwin Soeryadjaya memiliki 1.051.738.544 saham, TP Rachmat 812.988.601 saham, dan Arini Saraswaty Subianto 80.106.250 saham.

Boy Thohir akan menerima dividen sekitar Rp 211,18 miliar. Edwin Soeryadjaya Rp 112,36 miliar, TP Rachmat Rp 86,85 miliar, dan Arini Saraswaty Rp 8,55 miliar.

Saham Melemah

Alamtri Resources Indonesia (ADRO) fokus pada bisnis mineral dan green setelah menjual PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

Pada 10 Januari 2025, saham Alamtri turun 0,85% ke Rp 2.320. Sebanyak 62,62 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi 18.005 kali dan nilai Rp 147 miliar.

Asing menjual saham ADRO sebesar Rp 39,1 miliar dengan total nilai transaksi Rp 52,6 miliar.

Dalam seminggu terakhir, saham ADRO turun 6,07% dan 39,27% dalam tiga bulan.

Laba bersih Alamtri Resources Indonesia (ADRO) diprediksi turun pada 2025 setelah menjual saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

Broker memandang saham ADRO netral dalam 12 bulan ke depan. Riset Macquarie memprediksi pendapatan Alamtri tahun 2025 mencapai US$ 2,4 miliar, turun dari US$ 5,9 miliar pada 2024.

Laba bersih turun dari proyeksi US$ 1,39 miliar pada 2024 menjadi US$ 340 juta.

Macquarie menyebut penurunan laba bersih ADRO karena harga batu bara metalurgi yang diproduksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) lebih rendah.

Broker menurunkan proyeksi harga batu bara metalurgi selama 2025-2028. Harga baru menjadi US$ 225, US$ 260, US$ 240, dan US$ 230 per ton.

Proyeksi laba bersih ADMR dipangkas 27% pada 2025 dan 43% pada 2026, sedangkan ADRO 26%.

Target harga ADMR turun dari Rp 2.100 menjadi Rp 1.600 dengan rekomendasi outperform.

Meski begitu, ada kabar baik dari ADRO. ADRO masih memegang 15,37% saham AADI setelah IPO dan PUPS.

ADRO juga memberikan dividen interim US$ 200 juta dengan imbal hasil 4%. Dividen diambil dari laba bersih per September 2024. Pembayaran pada 15 Januari 2025.

Macquarie meng-upgrade saham ADRO menjadi netral dengan target harga Rp 2.500 dari sebelumnya Rp 2.000.

Katalis saham ADRO adalah proyeksi energi hijau. Risiko penurunan rating adalah volume dan harga batu bara metalurgi yang lebih rendah serta tertundanya proyek energi hijau.

,

,