Jakarta, BFI – Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) melonjak 10,06% ke Rp 8.475 pada Jumat, 10 Januari 2025.
Sebanyak 53,14 juta saham AADI ditransaksikan dengan frekuensi 24.759 kali dan nilai Rp 434,96 miliar. Saham AADI bangkit setelah banyak memerah pada awal Januari 2025.
Per 31 Desember 2024, publik hanya menggenggam 24,819% saham AADI. PT Adaro Strategic Investment menguasai 41,096%, Garibaldi Thohir 5,784%, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) 15,372%, dan afiliasi 12,893% saham AADI.
Publik akhirnya hanya menggenggam 24,81% saham AADI. Sebelumnya diperkirakan publik akan menguasai 53% saham AADI setelah PUPS oleh ADRO.
Menurut riset Macquarie, ADRO yang masih menggenggam saham AADI adalah kabar baik. Itu terjadi karena keterbatasan dana pemegang saham ADRO untuk menebus saham AADI.
Adaro Andalan Indonesia (AADI) siap bertumbuh dengan proyeksi pendapatan US$ 6,6 miliar pada 2026 atau naik 9,9% yoy. Pertumbuhan didukung harga batu bara stabil, peningkatan produksi, dan kontribusi dari PLTU (Kaltara Power Indonesia/KPI).
Pendapatan Adaro Andalan pada 2025 diestimasi mencapai US$ 6 miliar atau naik 14,32% yoy. EBITDA diperkirakan US$ 1,8 miliar pada 2025 atau naik 11% yoy. Laba bersih ditaksir US$ 1,2 miliar atau naik 14,6% yoy.
“Adaro Andalan Indonesia (AADI) memiliki margin solid dan momentum pertumbuhan kuat,” tulis analis KB Valbury Sekuritas, Laurencia Hiemas.
AADI mengoperasikan tujuh aset tambang batu bara dengan cadangan 917,4 juta ton dan sumber daya 4,1 miliar ton. AADI mengamankan umur tambang hingga 81 tahun.
Meskipun capex mencapai puncaknya sekitar US$ 400 juta pada 2024-2025, kas perusahaan diproyeksikan tumbuh dari US$ 3,6 miliar pada 2024 menjadi US$ 4,8 miliar pada 2026. Free cash flow diperkirakan meningkat dari US$ 432 juta pada 2023 menjadi US$ 1,7 miliar pada 2026.
“DPS (dividend per share) AADI diproyeksikan mencapai Rp 1.100 pada 2026, dengan DPR (dividend payout ratio) stabil 43,5%. Itu mencerminkan DPR ADRO sekitar 50% dan yield sekitar 20% dalam dua tahun terakhir,” jelas Laurencia.
Dengan valuasi PE multiple 5,53 kali, nilai wajar AADI ditaksir Rp 14.175 per saham. Hal itu didukung potensi pendapatan, struktur biaya kompetitif, likuiditas kuat, dan ketangguhan operasional.
“Dengan margin membaik, dividen meningkat, dan ekspansi strategis, AADI menawarkan pertumbuhan berkelanjutan dan nilai menarik bagi investor,” sebut Laurencia.
KB Valbury Sekuritas memulai rekomendasi beli saham AADI. Target harga saham AADI dipatok Rp 14.175.
