Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan meresmikan enam bendungan awal tahun ini. Salah satunya adalah Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh, yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Bendungan senilai Rp 1,7 triliun ini memiliki kapasitas tampung 128 juta meter kubik (m3).
Proyek ini akan mengairi lahan irigasi seluas 11.950 hektar dengan pola tanam padi-padi-palawija dan intensitas tanam 300 persen.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, infrastruktur sumber daya air penting untuk mendukung swasembada pangan, sehingga pembangunannya terus dilanjutkan. “Kita bisa melihat dari bendungan, bendung, lalu masuk ke irigasi primer, sekunder, dan tersier, hingga langsung ke sawah-sawah,” ujarnya.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menambahkan, pembangunan Bendungan Rukoh mendukung ketahanan air dan kedaulatan pangan di Aceh. Aliran air dari bendungan ke lahan irigasi akan meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat di provinsi tersebut.
“Bendungan Rukoh diharapkan memberikan multiplier effect bagi masyarakat. Tidak hanya untuk irigasi, tapi juga mengurangi potensi banjir hingga 89,62 persen,” kata Ermy dalam keterangan resmi, Sabtu (11/1/2025).
Proyek ini juga berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 140 MegaWatt (MW) dan menyediakan air baku sebesar 0,90 m3 per detik.
“Bendungan Rukoh sudah dalam proses pengisian air waduk atau impounding pada akhir Desember lalu. Diharapkan, manfaat bendungan bisa segera dirasakan oleh masyarakat Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie,” jelasnya.
Waskita Karya mengerjakan Bendungan Rukoh Paket II melalui Kerja Sama Operasi (KSO) Waskita-Adhi-Andesmont dengan total nilai kontrak Rp 1,24 triliun.
Sepanjang 2024, ada empat bendungan garapan Perseroan yang telah diresmikan, yaitu Karian pada Januari, Margatiga dan Leuwikeris pada Agustus, serta Temef pada Oktober.
