Jakarta, BFI – PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), memiliki prospek positif. Saham UNTR dinilai layak untuk investasi jangka panjang dengan potensi keuntungan tinggi.

RHB Sekuritas menyatakan prospek positif UNTR didukung oleh permintaan alat berat yang konsisten tinggi, ketahanan kontraktor tambang terhadap volatilitas harga batu bara, tambahan pendapatan dari diversifikasi mineral, serta kestabilan margin di tengah tantangan pasar.

United Tractors yakin permintaan alat berat di Indonesia, khususnya segmen mesin besar, tetap kuat. United Tractors menargetkan penjualan segmen tersebut mencapai 1.500 unit atau 32% dari total penjualan alat berat merek Komatsu yang sekitar 4.600 unit. Penjualan itu tumbuh 6% yoy.

UNTR melalui PT Pamapersada Nusantara (Pama) juga menargetkan volume overburden (OB) sebanyak 1,3 juta bcm atau naik 6% yoy. Peningkatan overburden seiring peluang produksi batu bara nasional untuk mencapai batas maksimal RKAB lebih dari 900 juta ton dibandingkan tahun 2024 yang sebanyak 790 juta ton.

“Biaya kontrak saat ini berada di tier tertinggi, sesuai dengan harga batu bara acuan 2024 sekitar US$ 136/ton. Namun, biaya ini dapat disesuaikan jika harga batu bara Newcastle turun ke US$ 80-100/ton,” tulis RHB Sekuritas dalam risetnya.

UNTR menargetkan produksi batu bara di konsesi sendiri sebanyak 14 juta ton atau meningkat 6% yoy pada 2025, dengan porsi batu bara metalurgi yang meningkat hingga 4 juta ton.

“Tidak ada rencana divestasi untuk saat ini, namun UNTR tetap menargetkan 50% pendapatan dari bisnis non-batu bara pada 2030. Risiko penurunan harga jual rata-rata (ASP) tetap menjadi perhatian,” jelas RHB Sekuritas.

Anak usaha Astra itu juga fokus meningkatkan produksi emas dari tambang Martabe, saat ini sekitar 235 ribu oz, dengan eksplorasi berkelanjutan. Infrastruktur untuk fasilitas pengolahan di Sumbawa sedang disiapkan dan diproyeksikan menambah sekitar 20 ribu oz pada tahun ini.

Di sisi lain, efisiensi smelter nikel RKEF terus berlangsung. Proyek smelter nikel rotary kiln electric furnace (RKEF) menargetkan biaya tunai kurang dari US$ 11.000/ton, setara dengan pemain domestik atau lebih rendah dibandingkan pesaing regional yang mencapai US$ 15.000/oz.

Hingga smelter selesai pada 2027 dengan target 130-140 ribu ton NPI (nickel pig iron), UNTR fokus memonetisasi cadangan bijih nikel dengan target volume penjualan sekitar 2 juta ton. Penjualan bijih akan dihentikan setelah smelter RKEF beroperasi.

“UNTR juga menjajaki akuisisi untuk menambah cadangan bijih dan mencari mitra untuk proyek smelter HPAL (high pressure acid leaching),” sebut RHB Sekuritas.

Dengan berbagai pertimbangan, RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham United Tractors (UNTR). Target harga saham UNTR sebesar Rp 36.000. Potensi gain sahamnya mencapai 43% dan yield dividen 8%.

“Valuasi UNTR menunjukkan target P/E sekitar 6 kali, mendekati rata-rata 5 tahun dengan potensi kenaikan yang kuat,” pungkas broker efek tersebut.

,
,