JAKARTA, 22 Desember 2025 – Laju kencang saham emiten bank digital pendatang baru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA), akhirnya terhenti pada perdagangan awal pekan ini. Setelah mencatatkan kenaikan fantastis sejak melantai di bursa (IPO) pekan lalu, saham SUPA hari ini, Senin (22/12/2025), ditutup merosot tajam hingga menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB).
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham SUPA ditutup anjlok 14,63% ke level Rp1.050 per saham. Tekanan jual yang masif sudah terlihat sejak sesi pertama, membalikkan tren positif di mana saham ini sempat mengalami Auto Rejection Atas (ARA) berturut-turut pada 17-19 Desember 2025 lalu.
Pemicu Penurunan: Realisasi Keuntungan
Para analis pasar modal menilai penurunan tajam ini sebagai hal yang wajar akibat aksi ambil untung (profit taking) oleh para investor ritel maupun institusi. Mengingat harga IPO SUPA yang ditawarkan di level Rp635 per saham, investor yang memegang saham sejak penawaran perdana masih mencatatkan keuntungan (floating profit) yang signifikan meski harga terkoreksi hari ini.
“Setelah euforia IPO yang membawa harga terbang tinggi dalam 3 hari perdagangan pertama, koreksi teknikal akibat profit taking sangat wajar terjadi. Valuasi pasar mulai mencari keseimbangan baru,” ungkap salah satu pengamat pasar modal di Jakarta, Senin (22/12).
Volume perdagangan SUPA hari ini tercatat cukup ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp316,8 miliar. Meski harga jatuh, data orderbook menunjukkan masih adanya minat beli (net buy) yang masuk di harga bawah, menandakan sebagian pelaku pasar memanfaatkan momen koreksi ini untuk melakukan akumulasi kembali.
Fundamental Tetap Solid
Di tengah volatilitas harga sahamnya, manajemen Superbank justru merilis kinerja keuangan yang solid. Berdasarkan laporan keuangan unaudited per November 2025, bank digital milik Grup Emtek ini berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp122,4 miliar.
Pertumbuhan ini didorong oleh lonjakan Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income) yang tumbuh 165% secara tahunan (YoY) menjadi Rp1,4 triliun. Selain itu, total aset perseroan juga dilaporkan tumbuh 69% YoY menembus angka Rp18 triliun, didukung oleh penyaluran kredit yang ekspansif namun tetap berhati-hati.
Kontras dengan IHSG
Pergerakan saham SUPA hari ini kontras dengan kondisi pasar secara umum. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sore ini justru tampil perkasa, menguat 0,42% ke level 8.645,84. Investor asing juga tercatat melakukan net buy sebesar Rp1,34 triliun di pasar reguler, yang menjadi sentimen positif bagi bursa domestik menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Investor disarankan untuk tetap mencermati volatilitas tinggi pada saham SUPA dalam beberapa hari ke depan, mengingat statusnya sebagai saham yang baru listing dan masih dalam fase pembentukan harga pasar.
Ringkasan Perdagangan SUPA (22/12/2025):
- Harga Penutupan: Rp1.050 (-14,63% / ARB)
- Harga IPO: Rp635
- Nilai Transaksi: Rp316,8 Miliar
- Sentimen: Profit Taking pasca reli IPO.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.

Tinggalkan komentar