JAKARTA, 23 Desember 2025 – Pergerakan saham emiten pelayaran dan logistik energi, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), masih belum mampu keluar dari tekanan jual. Sentimen negatif terkait rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau Rights Issue dalam jumlah jumbo membuat investor cenderung wait and see.
Pada penutupan perdagangan Selasa (22/12/2025), saham CBRE ditutup melemah 1,44% ke level Rp1.030 per saham. Saham ini sempat dibuka di level Rp1.045 dan bergerak fluktuatif cenderung menurun, sempat menyentuh level terendah harian di Rp1.015, nyaris menguji level psikologis Rp1.000.
Volume perdagangan tercatat moderat sebesar 18,5 juta lembar saham dengan nilai transaksi Rp19,1 miliar.
Sentimen: Kecemasan Efek Dilusi Pelemahan saham CBRE dinilai para analis sebagai respons pasar terhadap risiko dilusi kepemilikan saham yang signifikan. Pasca Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 18 Desember lalu yang menyetujui rencana Rights Issue, investor ritel mulai menghitung ulang posisi mereka.
Perseroan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 48 miliar lembar saham baru. Aksi korporasi ini utamanya ditujukan untuk konversi utang perseroan kepada beberapa kreditur strategis (termasuk Hilong Shipping dan Yafin Tandiono Tan) menjadi saham.
“Meskipun konversi utang ini akan menyehatkan neraca keuangan dengan mengurangi beban bunga secara drastis, jumlah saham baru yang diterbitkan sangat masif. Ini memicu kekhawatiran dilusi persentase kepemilikan bagi investor publik yang tidak menebus haknya,” ujar analis sektor infrastruktur logistik.
Kinerja Keuangan Masih Menantang Selain sentimen aksi korporasi, fundamental perseroan juga masih menjadi sorotan. Laporan keuangan Kuartal III-2025 yang baru dirilis menunjukkan perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp32,8 miliar, membengkak dibandingkan kerugian periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan usaha sebenarnya masih mencatatkan pertumbuhan, namun beban operasional dan beban keuangan yang tinggi masih menggerus bottom line. Manajemen berharap aksi konversi utang lewat Rights Issue nanti akan menjadi titik balik (turnaround) profitabilitas di tahun 2026.
Analisis Teknikal Secara teknikal, saham CBRE kini berada dalam fase downtrend jangka pendek setelah gagal bertahan di atas MA-20.
- Support Terdekat: Rp1.000 (Level Psikologis)
- Resistance Terdekat: Rp1.070
- Rekomendasi: Neutral / Wait and See.
Investor disarankan untuk menunggu kepastian harga pelaksanaan (exercise price) Rights Issue dan rasio pelaksanaannya sebelum mengambil keputusan investasi lebih lanjut. Area Rp1.000 menjadi pertahanan terakhir bulls untuk mencegah penurunan lebih lanjut.
Ringkasan Perdagangan CBRE (23/12/2025):
- Harga Penutupan: Rp1.030 (-1,44%)
- Rentang Harian: Rp1.015 – Rp1.050
- IHSG: 8.655,12 (+0,11%)
- Sentimen Negatif: Risiko dilusi Rights Issue & Kinerja Rugi Bersih Q3.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor.

Tinggalkan komentar