JAKARTA, 31 Desember 2025 – Emiten pergudangan dan properti logistik, PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), mencatatkan kinerja keuangan yang cukup kontras di penghujung kuartal III 2025. Meskipun baru saja resmi bergabung ke dalam keluarga besar Grup Astra, perseroan melaporkan penurunan laba bersih yang cukup signifikan.
Kinerja Laba dan Pendapatan Berdasarkan laporan keuangan terbarunya, MMLP membukukan laba bersih sebesar Rp50,39 miliar pada akhir September 2025. Angka ini menunjukkan penurunan tajam sebesar 77,76 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (secara tahunan/YoY).
Padahal, dari sisi pendapatan, emiten ini masih menunjukkan pertumbuhan positif meskipun tipis. Total pendapatan MMLP tumbuh 3,24 persen menjadi Rp265,45 miliar hingga akhir kuartal III 2025. Sektor sewa kantor dan gudang tetap menjadi motor penggerak utama dengan kontribusi sebesar Rp237,70 miliar, sementara segmen lain seperti utilitas dan jasa penasihat dana strategis cenderung mengalami penyusutan atau stagnasi.
Kontributor Utama dan Tekanan Beban Dua perusahaan logistik besar masih menjadi penyokong utama pundi-pundi pendapatan MMLP. PT Lastana Express Indonesia (lengan distribusi Lazada) menyumbang Rp62,64 miliar, disusul oleh PT DHL Supply Chain Indonesia yang berkontribusi sebesar Rp41,39 miliar.
Anjloknya laba bersih perseroan dipicu oleh beberapa faktor beban, di antaranya:
• Beban Imbalan Pascakerja: Komponen ini membengkak hingga hampir 6 kali lipat menjadi Rp11,42 miliar.
• Penurunan Nilai Wajar Properti: Kenaikan nilai wajar atas properti investasi tercatat hanya mencapai Rp23,66 miliar, merosot tajam dibandingkan posisi September 2024 yang mencapai Rp203,29 miliar.
Era Baru di Bawah Grup Astra Kinerja keuangan ini mengiringi langkah strategis perseroan yang kini telah resmi diakuisisi oleh Grup Astra. Proses akuisisi tersebut baru saja rampung pada akhir September 2025 melalui anak usaha Astra, PT Saka Industrial Arjaya.
Langkah Grup Astra mengambil alih MMLP bertujuan untuk mengembangkan portofolio investasi dan memperluas jangkauan usaha di sektor properti logistik yang kian strategis. Momentum ini juga bertepatan dengan kondisi pasar modal yang kondusif, di mana IHSG menutup tahun 2025 di zona hijau dengan raihan rekor tertinggi sebanyak 24 kali sepanjang tahun.

Tinggalkan komentar