JAKARTA, 31 Desember 2025 – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) resmi mengumumkan langkah strategis untuk memperkuat penetrasi di pasar bahan bangunan melalui pembentukan usaha patungan (joint venture) baru di sektor mortar. Langkah ini menandai kolaborasi dua raksasa industri semen dan konstruksi dunia di pasar Indonesia yang terus berkembang.
Sinergi dan Struktur Kepemilikan Kolaborasi ini dilakukan melalui anak usaha Indocement, yaitu PT Pionir Beton Indonesia (PBI), yang bersinergi dengan PT Cipta Mortar Utama (CMU). Keduanya sepakat membentuk entitas baru bernama PT Mortar Prakasa Utama (MPU) yang akan berfokus menciptakan sinergi dalam produksi, distribusi, hingga pemasaran produk mortar.
Dalam transaksi ini, PBI telah mengalihkan 60 persen saham MPU kepada CMU dengan nilai transaksi mencapai Rp455,04 miliar. Pasca-transaksi, PBI tetap mempertahankan porsi kepemilikan sebesar 40 persen di perusahaan patungan tersebut.
Kapasitas Produksi dan Produk Unggulan Saat ini, PT Mortar Prakasa Utama (MPU) telah memiliki basis produksi yang kuat dengan mengoperasikan tiga pabrik mortar yang berlokasi di Citeureup, Jawa Barat, dan Lampung, Sumatra. Pabrik-pabrik tersebut memproduksi berbagai lini produk mortar berkualitas, di antaranya:
• White Skimcoat Mortar TR-30.
• Grey Mortar TR-10, TR-15, dan TR-20.
Presiden Direktur INTP, Christian Kartawijaya, menyatakan bahwa kolaborasi ini akan membuka peluang pertumbuhan baru yang sangat luas di segmen mortar. Di sisi lain, Presiden Direktur CMU (Saint-Gobain Indonesia), Ivana Ijaya, menekankan bahwa kemitraan ini merupakan langkah strategis bagi Saint-Gobain untuk memperkuat posisinya di pasar Indonesia yang tumbuh pesat.
Kekuatan Dua Grup Multinasional Kemitraan ini mempertemukan dua kekuatan global di industri material bangunan:
• Indocement (INTP): Merupakan bagian dari Heidelberg Materials AG asal Jerman, yang memegang kendali perseroan dengan porsi saham 53,4 persen.
• Cipta Mortar Utama (CMU): Merupakan bagian dari Grup Saint-Gobain, perusahaan konstruksi dan solusi bangunan multinasional ternama asal Prancis.
Momentum Pasar Modal 2025 Langkah ekspansi Indocement ini dilakukan bertepatan dengan performa pasar modal Indonesia yang sangat solid. Berdasarkan catatan akhir tahun 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi menutup tahun di zona hijau. Sepanjang tahun tersebut, IHSG bahkan berhasil mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa (All Time High) sebanyak 24 kali.
Sinergi antara keahlian lokal Indocement dan teknologi global Saint-Gobain diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi industri konstruksi nasional melalui penyediaan solusi mortar yang lebih inovatif dan efisien.

Tinggalkan komentar